CERITA DEWASA MENIKMATI DIPERKOSA PENARI JALANAN TUBUH BOHAI PART2

CERITA DEWASA MENIKMATI DIPERKOSA PENARI JALANAN TUBUH BOHAI PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA MENIKMATI DIPERKOSA PENARI JALANAN TUBUH BOHAI PART2, Hasrat-Bispak13 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pula, masuk-masuk ke dalam mulut saya, ajak bergelut lidah saya. Lain sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang senang berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, tetapi saya berasa tak ingin menentang, tidak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya terdesak kepalanya. Duh, yang saya melakukan ini salah gak ya? Iya, saya mulai sadar saya lagi jual tubuh saya… itu sebetulnya salah, tetapi kok… mengapa saya jadi tidak perduli? Mengapa saya justru jadi bernafsu memikirkan bagaimana keliatannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya dilahap, dan tubuh saya dihimpit tubuh laki laki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, serta cairan di mulut saya. Serta saya jadi semakin terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya saat Juragan pada akhirnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya serta bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok lain ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu sukai di cium seperti barusan? Sedap kan?"


"Ahn…" desah saya karena kesenangan pentil saya dimain-mainkan, oleh karena itu pembicaraan saya sudah tak terlewati,


"Iya Juragan… saya sukai di cium seperti tadi…"


"Benar? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Tukasnya, "Saya buat kamu makin sedap di sini ya?"


Juragan membuka kancut saya serta menowel… menowel… itil saya!


"Coba kalaupun begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… tidak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel serta dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi begitu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.

CERITA DEWASA MENIKMATI DIPERKOSA PENARI JALANAN TUBUH BOHAI PART2

Saya belumlah sempat disentuh orang pada sisi situ. Sumpah, saya tidak tahu ada apakah kiranya. Rasanya ada suatu yang pengin keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan selalu memain-mainkan itil saya tanpa ada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya  ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang pengin keluar Juragan… aduh…"


Memang, saya terasa seperti akan pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan lagi main di kemaluan saya, serta tidak tahu mengapa, saya malahan ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, serta kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya berasa seperti baru saja pipis di dipan Juragan. (Terakhir saya mengerti itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya nikmat serta sangat nikmat, hingga sampai ada yang keluar tubuh saya selepas itil dan memek saya dimain-mainkan Juragan? Hingga saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya tersengal, seusai ngecrit, tubuh saya seperti habis mengenai strum atau kesambar petir. Duh, hilang ingatan tenan. Hingga gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian katakan, "Nach, itu buat awalannya, Denok…"


Dan mendadak saja, Juragan udah membuka celana, serta melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Benar-benar saya belum mengetahui banyak berkenaan tubuh laki laki serta wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan memaparkan, "Kontol ini ingin masuk ke memekmu…"


Saya melotot memandang anunya Juragan yang besar dan berurat itu. "Tapi… namun tidak dapat muat, Juragan!"


"Gak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali bila kamu pengen kumasuki."


Kesempatan ini Juragan tak menunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menjepit tubuh saya di bawahnya. Serta anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga njerit!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus serta menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya disetubuhi Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya berasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya sudah tidak perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan menanyakan tanpa ada menanti jawaban, menerobos jadi dalam ke anu saya. Saya cuman dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga keluar semua… Beliau capai belakang kepala saya, suruh saya menyaksikan. Di kontolnya terlihat bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sembari mencium, anunya ia tambahkan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, namun mulut saya ketutupan mulutnya. Setelah itu Juragan selalu nggenjot saya, masuk-keluar, masuk keluar, makin lama lebih cepat. Tubuh saya digoncang-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, digoyangkan pergerakan Juragan. Saya sampai gak dapat bicara, cuman dapat ndesah serta njerit tidak karuan. Saya usaha meminta Juragan tak boleh kencang-kencang, tetapi beliau tidak dengarkan. Tapi…kok saya berasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, dan saya baru mengerti ngentot itu… enak… telah gitu… saya… dibayarkan? Mengapa nggak sejak dulu saja, ya?Terpikir pemikiran sesuai itu dalam kepala saya. Tetapi saya abaikan. Saya luluh gara-gara serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau tiduran dan memohon saya tegak, saya nurut. Serta tubuh saya gerak sendiri, turun naik sekalian masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya telah tak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau kayak apa keliatannya saya. Muka saya pastilah nampak asusila sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan terlihat puas.


"Hah… uh… Mari selalu Denok… saya puas ndengar suaramu kalaupun dientot… mbikin makin hasrat. Kamu senang juga, kan?" Juragan usaha ngajak bercakap. Saya njawab dengan lenguhan serta omongan tidak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"Denokh… uh… kelak jika sudah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di celah napasnya yang mengincar.


"Hingga?" Saya kebingungan apa artinya.


"Kelak pula kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin di kamu kalaupun kamu udah… hingga sampai, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya tidak mengerti apa artinya Juragan, dan tidak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, jika kepala saya sarat dengan hati nikmat karena dientot Juragan. Namun tidak lama setelah itu saya terasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, seperti saat itil serta memek saya dimain-mainkan barusan. Sudahkah waktunya?


Saya gak dapat kontrol tubuh saya. Saya tambah senang nggoyang pinggul, rasakan kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Dan menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, dan langsung memegang tangan saya sekalian angkat pinggulnya hingga burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, kemungkinan lidah saya menjulur keluar, saya telah tak perduli semesum apa cakepg saya saat lagi saya menjerit kesenangan itu. Saya rasakan ada yang keluar di kemaluan saya. Basah dan hangat. Dari anunya Juragan. Untuk pertamanya kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya berpijak ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sekalian memekik. Dan selanjutnya tumbanglah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang tertekan jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya keluar keras. Sejumlah lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia selanjutnya geser saya dan bangun, lalu menggunakan kembali pakaiannya. Sekalian kenakan pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup juga dapat ndapat perawan siang-siang begini… Jika kamu pengin, Denok, mencari uang itu tidak sulit…"

CERITA DEWASA MENIKMATI DIPERKOSA PENARI JALANAN TUBUH BOHAI PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak gak karuan di dipan Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 


"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk membayar kontrak kamu 3 bulan?"


Saya tiduran cukup lama hingga akhirnya kebolehan saya kembali. Terburu-buru saya gunakan kembali kemben dan kain saya. Haduh, gantengg saya tentu sudah tidak karuan. Bedak saya sampai luntur serta menempel di seprai tempat tidur Juragan. Juragan selalu duduk mencermati saya yang kalang kabut gunakan pakaian. Beliau diam saja. Saya pamitan serta cepat-cepat turun. Di bawah, di muka toko makin ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, namun saya gak berani hadapi mereka, apa lagi cocok awut-awutan ini. Saya hingga 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke kontrak. Ee, nyatanya ibu pemilik sewa kembali nongkrong di muka.


"Siang-siang kok telah balik, Denok? Lah, kok amburadul begitu? Habis ngapain kamu?"


Semua pertanyaannya saya lewatkan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya lekas mabur ke kamar. Saya lekas membuka baju dan sanggul, masuk kamar mandi, serta mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya lakukan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang kontrak 3 bulan. Apa saya bersusah-hati atau malu? Apa saya semestinya bersusah-hati atau malu? Tidak tahulah… Tetapi yang berlangsung jadi tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, mainkan itil saya seperti yang telah dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini cerita kehidupan saya. Selepas hari itu, ada yang beralih di kehidupan saya. Saya masih cari penghidupan dengan menari untuk beberapa orang di Pasar. Namun ada yang lain…sekarang, setiap saat saya penting uang, saya tidak kembali enggan-segan menjajakan tubuh saya pada laki laki. Saya mengerti ini gak betul, dan semestinya saya stop, namun rayuan uang sangat kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, seluruh orang di Pasar tahu saya. Siapakah yang tak mengenal sang Denok yang berkemben merah, berbedak serta bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Serta saat ini saya juga di kenal sebagai Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya oke. Udah malam, serta saya baru-baru ini menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seseorang, saya berikan senyuman manis serta saya bisikkan harga saya jika ia pengin.


"Benar nih, begitu?" kata sang supir yang punyai tubuh kerempeng, mempunyai rambut cepak, dan mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," ucapnya sembari menggauli kemben saya.


"Ingin donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari semuanya orang yang berada di sana, hanya ia serta seorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong di pasar, yang gak laku-laku dicarter lantaran terletak sangat ke dalam.  Saya membuka antara lainnya dan saya hidupkan lampunya, dan 2 orang supir itu juga saya layani di situ. Saya digilir mereka berdua dari sana. Mereka meminta saya layani mereka sekalian. Jadilah saya diapit mereka berdua… seseorang ngentoti memek saya, dan yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit benar-benar, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Baru kali pertama?"


"Ah, tak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, sudah sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya pikirkan barangkali dua puluh atau lebih.  Saya tidak ngitung. Saya tidak peduli… yang saya berpikir sekedar kerja sesuai ini lebih mudah mendapat duit. Saya pula tak pernah terasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa nggak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat dalam memek saya. Saya tahu itu sebetulnya bahaya, namun rasanya lebih enak… anget serta lebih suka saja rasanya. Serta setelahnya, saya memperoleh duit. Sebulan-dua bulan setelah Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi semakin memiliki pengalaman jadi lonte. Sudahlah banyak orang di Pasar yang rasakan tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan seterusnya. Serta saya juga jadi semakin dekat sama mereka semua. 

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya seperti nyimpan semuanya rahasia mereka. Hihihi… Saya ketahui siapakah yang kontolnya amat besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, kadangkala saya hingga tahu masalah rumah tangga mereka. Saya ketahui beberapa orang yang setiap harinya tampak galak atau rajin ke arah tempat beribadah, namun jika sudah ingin, mereka cari saya juga.  Saya pula berulang-kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba beberapa hal anyar. Misalkan ngemut dan nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pula jika lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu pertama kalinya cobain itu, saya jejeritan. Sakit! Meminta ampun sakitnya. Tetapi lama-kelamaan kebiasa juga.  Saya pula jadi kian tahu dengan Juragan. Wanita yang berada di photo bersama Juragan itu betul istrinya, namun udah mati. Mati waktu melahirkan anak sulung, anaknya pun tidak selamat. Juragan sejauh ini kesepian, serta hidupnya sekedar mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, nyatanya beliau sendirian  seperti saya. Saya  jadi tahu kalau dahulu, pada waktu muda dan masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah tertarik seseorang penari juga.  Cuman kala itu Juragan masih belum mempunyai apapun, manalagi penari itu pun simpanan seseorang camat. Juragan hanya dapat tonton serta memuji dari jarak jauh tiap-tiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan sebab itu pun Juragan selalu memohon saya gunakan kemeja serta dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut serta suka bila dapat membuat Juragan puas. Semakin hari saya semakin terlarut di kehidupan menjadi penari yang berjualan tubuh. Karena uang, harga diri saya lupakan, serta saya menjadi bahan pemuasan hasrat laki laki. Setiap kali ada orang menggencet saya, menggauli saya, masuk tubuh saya… sebetulnya saya ingat jalan ini tidak betul, tetapi tubuh saya selalu mohon lebih.  Saya jadi tidak tahu kembali apa saya masih mengerjakannya karena hanya uang. Semakin lama saya kian urgent. Layani dua-tiga orang sekalian.

CERITA DEWASA MENIKMATI DIPERKOSA PENARI JALANAN TUBUH BOHAI PART2

Sudah tak terhitung orang yang buang benih di kandungan saya. Saya juga kian berani. Pada akhirnya saya tidak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang telah rasakan tubuh saya, serta saya lantas hamil… Lumrah, jika ingat telah demikian beberapa orang yang dapat menghamili saya. Tetapi saya lagi melacur biarpun perut saya jadi membesar. Dan saya  terus tiba ke Juragan. Kali terakhir saya tidur dengan Juragan, perut saya telah memulai mencolok, serta beliau terlihat cukup risau dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat kondisi kamu," kata Juragan sekalian perlahan-lahan memacu saya.


"Nggak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tidak senyuman buat beliau waktu pertamanya kali beliau setubuhi saya. Namun saat ini, antara semuanya konsumen saya, saya sekedar dapat senyuman untuk Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri  gak tahu. Sebab barangkali setelah Simbok mati, Juragan-lah yang terdekat dengan saya? Yang terang saya benar-benar nikmati masa-masa bersama Juragan. Terhitung saat ini, waktu beliau lagi senggama dengan saya, sembari cakepgnya risau. Rasanya saya mau membuat beliau gak panik. Bukan sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia tiap-tiap kali tubuh Juragan menyatu dengan tubuh saya.


Nyaris 1 tahun selepas saya serta Simbok tinggalkan rumah untuk menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi peristiwa yang ngubah hidup saya. Saya udah 6 bulan hamil, namun masih keliling menari… Saya seharusnya stop. Tetapi saya mbandel. Saya semaput di jalan. Pastilah ada yang memandang serta menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Serta dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sekalian pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu udah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan waktu lihat saya siuman.


Juragan menangis. Saya gak dapat apapun karena masih lemas. Sesudah itu Juragan kasih tahu saya, beliau serta anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Serta jika saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan ngomong itu semua sembari nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Bila tidak dikarenakan yang pertamanya kali itu, kamu tidak mesti hingga sampai seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga sampai jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama