CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART2

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART2, Hasrat-Bispak13 Kami kembali arah, serta mereka berdua temaniku kembali pada kelas. Serta ke-2  pujaan hatiku ini gak jemu jemunya menarik dan mengejekku perihal Andy. Saya kembali lagi gak dapat membalasnya, cuma tersenyum malu serta pasrah terima seluruhnya. Saya cuma dapat mengharap kami lekas hingga ke kelasku. Namun sewaktu kami hingga sampai di muka pintu kelas, tiba-tiba saya terasa mau buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya pengin ke toilet, kelak kalaupun ditanyakann pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan pada Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… tidak perlu ah… sekejap saja kok", kataku sembari ketawa geli.

"Ya sudah dech, tidak boleh lambat-laun ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama sama mengangkat tangan dengan Sherly, lalu masuk ke kelas.

Sherly sendiri lagi merengkuh tanganku. Sesungguhnya saya sedikit geli digandeng oleh Sherly dengan mesra semacam ini, tetapi saya menurut saja sembari mengharap dalam hati mudah-mudahan tidak ada yang berprasangka buruk memandang kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Pada akhirnya kami hingga di muka pintu kelasnya Sherly, dan saya menanti Sherly melepas gandengan di tanganku.

"Sudah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sembari tersenyum pada Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Gak mesti dech, saya kan cuma sesaat", jawabku dengan berbisik juga, dan kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, sampai kelak ya Eliza", kata Sherly dengan jenis sedih, namun dia lambaikan tangannya.

"Iya, hingga sampai kelak", saya menjawab sekalian mengangkat tanganku pun, lalu saya selekasnya ke arah toilet.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART2

Di saat saya dapat masuk, saya berpapasan dengan Vera yang anyar keluar toilet. Kami sempat sama sama sapa, dan diam diam saya terasa terheran, kenapa barusan Vera tersenyum aneh sesuai itu saat dia melihatku.

Entahlah, lalu saya selalu masuk ke toilet wanita ini, dan dengan asal-asalan saya menunjuk salah satunya dari 6 kamar kecil yang berada pada dalam sini. Selesai saya usai buang air kecil dan membereskan busana dan rok seragamku, saya selekasnya keluar untuk kembali pada kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit terhenti saat tiba-tiba ada sebuah tangan yang membungkam mulutku.

Belumlah sempat saya bereaksi, suatu tangan lainnya melingkar di muka dadaku serta menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati seram, tetapi pelukan ini terlampau kuat, sampai tanpa perlawanan yang bermakna, saya udah terbawa masuk ke gudang yang ada pada samping toilet, tempat di mana Vera tidak tahu ditiduri atau tengan layani Dedi dan Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu menggeretku ke ujung ruangan ini, sampai kami berada pada balik timbunan meja dan bangku tua. Tanpa lepaskan bekapan tangannya pada mulutku, dia mendesak bahuku sampai saya berjongkok, dan tidak berapa lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tak boleh ribut! Selekasnya ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini dalam telinga kiriku.

Nada ini membuatku merinding sebab saya tahu ini nada Dedi. Saya tercenung sejenak, lalu saya mengacaukank lambat. Lebih bagus saya menurutinya, lantaran jika saya menyebabkan kemelut, lalu banyak yang ketahui saya dalam gudang ini sedang berduaan dengan Dedi, apa saja faktanya namaku pasti remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan di mulutku dilepaskan, dan saya diam saja tiada usaha memandang ke Dedi. Di gudang ini entahlah bakal ada tontonan apa, tetapi sehabis tontonan itu selesai, saya khawatir Dedi gak dapat membiarkanku pergi demikian saja sebelumnya memaksakan saya layani hasrat birahinya dalam gudang ini.

Saya tengah tidak suasana hati untuk ngeseks kini. Diam diam saya pikir bagaimana agar ini hari saya tidak harus memasrahkan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki keji ini. Kemungkinan saya dapat coba tawarkan service oral dengan argumen saya gak pengin diketahui seseorang lantaran saya mendesah, atau saya takut ditanyakan guru di kelasku sebab saya kelamaan ada pada toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku dan tak memaksakanku buat ngeseks dengannya. Saat lagi saya memikir adakah argumen yang lebih baik, tiba-tiba kurasakan Dedi menggandeng lenganku, dan saya arahkan penglihatan mataku ke yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya terheran memandang masuknya seorang cebol yang kukenali menjadi pelayan satu diantara stan di kantin sekolah. Saya tidak tahu nama sang cebol ini, tetapi saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja ialah Cie Fifi, seorang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya kira-kira 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini sukai memandang tajam menuju Jenny, Sherly, saya, namun juga siswi lain yang makan di kantin. Tidak tahu apa yang dibutuhkan Dedi dengan membawaku ke gudang ini saat lagi ia mengetahui sang cebol ini akan masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan sekehendak hati di bangku yang ada pada tengah tempat ini. Saya tidak pahami apa yang tengah dilaksanakan, apa tunggu satu orang, atau dia berencana suatu yang lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tau-tau pintu gudang ini terbuka kembali, dan saya terheran lihat kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut paras jengkel. Tetapi anehnya Cie Fifi malahan mendatangi sang cebol yang lagi tersenyum senyuman menjijikan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuma diam tidak menjawab.

Tidak berapa lama kemudian sang cebol berdiri, dan seterusnya jantungku berdebar-debar cepat lihat suatu panorama erotis yang mengagetkan tersuguh di hadapanku.

Sang cebol menyelinap masuk ke rok Cie Fifi yang cuman diam saja. Kepala sang cebol yang saat ini berada di dalam rok Cie Fifi, pas di muka pangkal paha Cie Fifi membuat sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sembari pejamkan mata serta menggigit bibirnya sendiri.

Saya terus memerhatikan sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti ialah kepala sang cebol itu bergerak gerak, membuat nafsuku perlahan-lahan bangun, serta saya mesti usaha mengontrol napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut juga turut gigit bibir?", tau-tau kudengar bisikan Dedi.

Mukaku berasa panas, saya anyar sadar jika nyatanya saya  menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan jengkel. Namun tentunya saya tidak dapat melakukan perbuatan sejumlah macam ketimbang nasibku jadi jadi bertambah jelek. Saya gak tahu apa yang bakal terjadi padaku jika saya membikin kerusuhan yang menjadikan sang cebol ini tahu saya berada pada sini.

Dedi cuma tersenyum senyuman, sama menjijikannya dengan senyum sang cebol barusan. Dan saya gak dapat banyak berbuat sewaktu Dedi yang memangku badanku ini merengkuhku dari belakang serta mulai memikatku.

Dengan ke-2  tangannya yang mengelilingi badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, kadang-kadang halus, kadangkala kasar, yang jelas tingkah Dedi ini membuatku risau serta jantungku berdegap makin cepat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART2

Saya tidak berani menangkal sebab saya takut tepisanku kemungkinan menyebabkan suara yang bisa-bisa kedengar oleh sang cebol itu maupun Cie Fifi. Saya cuman dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang semakin besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, dan saya coba tarik tangan Dedi ke bawah untuk melepaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Tetapi tangan Dedi terlampau kuat buatku untuk kusingkirkan demikian saja. Saya menggelinjang kurang kuat, fokusku buat lihat bab erotis di hadapanku ini mulai bubar lantaran saya sendiri telah memulai terangsang gara-gara tingkah Dedi yang selalu meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, namun kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat serta selalu meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar dapat peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya memandang ke Cie Fifi. Nyatanya dia sedang pejamkan mata serta mendesah tidak karuan sekalian memegang sembulan pada sisi depan rok yang dikenainya, yang tentu ialah kepala sang cebol.

Kendati jantungku berdegap kuat menyaksikan itu seluruhnya, merasa sakit di ke-2  payudaraku membuatku kembali menggelinjang, dan saya coba menjauhi payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Namun dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi terus menempel kuat dan terus berikan remasan di ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai rusuh dan napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan tetapi jelas, saya mulai menderita karena rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Selanjutnya saya pilih stop menggerakkan badanku, tetapi saya coba menggenggam serta menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot permainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku tidak bakal ada maknanya untuk Dedi, tetapi saya tidak pengin berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju di fragmen erotis di depanku. Entahlah semenjak kapan, saya memandang satu helai celana dalam yang tergolek di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu pastinya celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Dan Cie Fifi yang saat ini sedikit membungkuk, mendesah dan mendesah dengan paras seperti mengendalikan sakit saat lagi sang cebol repot di rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, mengandaikan di rok Cie Fifi itu tak ada lembar celana dalam yang membuat perlindungan vagina Cie Fifi. Dan saat ini sang cebol itu entahlah sedang menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyeruput serta memagut bibir vagina Cie Fifi, atau lagi menarik serta mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau mungkin dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini kian jadi siap.  Saya sangat terangsang, entahlah lantaran remasan nakal yang tengah dilakukan Dedi pada ke-2  payudaraku, atau sebab pikiranku yang melayang-layang mengayalkan apa yang berlangsung dalam rok Cie Fifi itu.

Serta badanku menggigil waktu saya hampir gak dapat meredam diriku untuk mengerang sebab Dedi mencium tengkuk leherku, dan situasi jadi kian susah untukku waktu saya merasai jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awalnya Deritaku

"Saya pula anyar tahu kira-kira dua minggu sebelumnya, jika bu Fifi itu juga dapat digunakan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Mau rasanya saya menampar Dedi karena kalimatnya yang sangat kurang ajar itu. Namun saya tidak berani melaksanakannya, selain saya takut kemunculanku di sini kedapatan oleh Cie Fifi dan terlebih sang cebol, saya tidak mau terima balasan yang aneh aneh dari Dedi dan membikin nasibku bertambah jelek.

Jadi saya cuman dapat memandang Dedi dengan dongkol, namun bibirku justru dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku serta meredam rintihanku. Saya cuman dapat pasrah melepaskan Dedi melumat bibirku hingga ia suka.

Namun waktu napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, dan saya cepat usaha mengontrol napasku sepelan kemungkinan supaya dengusan napasku ini tidak sampai kedengar Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART2

"Nungging di sono, Fifi", tiba-tiba kudengar nada sang cebol, yang tanpa ada malu memerintah Cie Fifi langsung mengatakan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali memerhatikan mereka. Telunjuk sang cebol bergerak ke selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia tunggu Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari telah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 menghardik pada sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1x kembali. Udah cepat nungging", sang cebol menyepakati.

Meski raut paras Cie Fifi nampak dongkol, Cie Fifi mengikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menyanggakan ke-2  tangannya di lantai. Setelah itu Cie Fifi merendahkan badannya dan menumpukan kepalanya pada ke-2  tangannya yang saat ini terlipat tapi masih menopang di lantai.

Tiada berucap apa manalagi, sang cebol menanggalkan celana panjang serta celana dalamnya yang lumayan kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang udah menungging itu dan mengungkap rok Cie Fifi ke atas. Tidak ada perlawanan benar-benar dari Cie Fifi di saat celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol udah siap-siap untuk nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri berada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya rada direntangkan sedikit, dan sekejap kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol mulai bergerak mundur-maju dibarengi desahan serta rintihan Cie Fifi. Entahlah semenjak kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, tetapi apabila sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya tidak terheran memandang sikap sang cebol yang berani serta sekehendak hati seperti barusan.

Saya tidak mengira Cie Fifi yang setiap hari tampak demikian ramah dan enerjik, rupanya merendam kasus yang tidak jauh beda denganku. Saya berasa belas kasih pada Cie Fifi kendati dari percakapan mereka barusan, barangkali Cie Fifi tinggal 1x kembali mengikhlaskan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tetapi suatu remasan kurang ajar pada ke-2  payudaraku ini menyadarkanku bila waktu ini nasibku tidak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka usai kelak, saya  ingin sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, serta dia lagi meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya mengulet kesakitan. Dan kalimat Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi akan memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terkenang intimidasi Dedi pada tempat tambal ban itu, serta hal demikian membuatku cemas sebab selekasnya saya akan memperoleh problem jika Dedi mengerti saya menggunakan celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terkenang terkait beberapa argumen yang kupikirkan barusan. Saat ini tinggal bagaimana tekniknya saya meminta agar Dedi ingin dengar alasanku dan tak memaksakanku untuk ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mengesah sampai saya kembali mencermati Cie Fifi.

Rupanya sang cebol lagi bergairah memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi tergoyang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Tetapi saya kembali menggeliang kesakitan saat Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan dongkol di Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi kurang ajar sekalian meremas bongkahan payudaraku 1x kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi geram, dan dia cuman tersenyum senyuman, nampaknya dia suka seusai membuat ke-2  payudaraku ini mainannya sejak mulai barusan.

Nada rintihan Cie Fifi ditambah lagi dengusan sang cebol, membikin situasi di gudang ini jadi sedikit ribut, karena itu saya pikir ini waktu yang cocok buat sampaikan niat serta alasanku di Dedi tanpa ada takut kedengar oleh Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART2

"Ded, saya barusan itu sekedar pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, seramnya kelak saya diomelin sama guru bila saya kelamaan di sini.", saya berbisik lambat sekalian memandang Dedi serta melepaskan celana panjangnya sesuai kebutuhan.

Dedi diam, nampaknya dia tengah pikir.

"Ya telah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, dan saya lekas menurunkan celana dalam Dedi untuk cari penisnya. Saya terheran sementara menyaksikan penis itu telah ereksi, serta saat saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Udah berdiri Cantik… karena kamu", bisik Dedi dengan berlagak mesra.

Saya sedikit geli pun dengar rayuan cabul Dedi. Tetapi saya tidak pengen buang waktu, saya selekasnya mulai menarik penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara halus.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol mengaduh, serta waktu saya melirik menuju mereka, saya lihat sang cebol sedang menarik penisnya.

Nyatanya sang cebol cepat juga keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari beberapa punya banyak pejantan yang sudah memerkosaku?

Sekarang Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, mulai sejak barusan Cie Fifi cuma mendesah atau mendesah saja, tetapi gak sampai melenguh seperti misalnya wanita yang tengah alami orgasme. Apa lantaran penis sang cebol itu begitu pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu pula seperti penis punya wali kelasku, yang benyek serta cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama