CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART3

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART3, Hasrat-Bispak13 "Udah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sekalian mengelap penisnya yang jelas belepotan sperma berbaur cairan cinta Cie Fifi itu dengan gunakan celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi gak bereaksi, dia cuma diam dan pejamkan matanya. Sang cebol memakai celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Selang beberapa saat, Cie Fifi  bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok busananya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Nampaknya Cie Fifi betul-betul menyediakan kantung plastik itu buat simpan celana dalamnya yang dia mengetahui akan dikotori sang cebol seperti sebelumnya awal kalinya.

"Dasar. Udah orangya cebol, tidak sadar kali bila burungnya itucebol pula", gerutu Cie Fifi yang lantas tinggalkan gudang ini.

Kalimat Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuman pendek, soal yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa  saya harus ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mengerang terhambat di saat tau-tau kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, marilah ucapnya pengin nyepong. Kapan keluarnya kalaupun dari barusan sekedar kamu emut saja?", bertanya Dedi yang sekarang dengan kejam selalu tekan nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, serta penis Dedi itu semakin menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum dan permainkan lidahku pada penis Dedi, biar dia tidak menyambung siksaannya padaku.

"Nah… getho cantik… mari terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang saat ini mendesah serta mengaduh kesenangan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara lembut saat lagi saya lagi usaha bikin penis Dedi berejakulasi. Kadang-kadang saya memandang nakal pada Dedi, biar dia tambah terangsang sampai pekerjaanku bakal usai lebih bisa cepat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART3

"Mmmhh…?", saya tidak dapat berbicara, cuma dapat mengguman tidak terang waktu kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu tidak ada siapa siapa kembali waktu saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar nada yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Sejak mulai kapan Pandu telah ada di sini? Kenapa barusan saya gak menyaksikannya?

"Mamamm…", saya pengin larang Pandu, namun sekarang mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat berbicara secara terang.

Telat, Pandu telah menyibak rok seragam sekolahku, dan saya udah pasrah menanti hukuman yang bisa diberi Dedi bila dia melihatku memanfaatkan celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… tidak bisa… saya dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu tukar status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak lebih kuat. Dua pelajar busuk ini akan lekas melumatku di gudang ini, namun yang amat kutakutkan yakni Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan semua rencanaku. Sebaiknya barusan itu saya lolos dari gudang ini tak mesti ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidaklah ada waktu untukku untuk memikir maupun berleha leha. Tau-tau badanku telah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan lumayan lebar. Lalu dengan rangking ke-2 kakiku yang masih tetap semacam itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu udah mengacung penisnya yang rupanya juga ereksi itu di muka mukaku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan kecewa saya mengulum penis Pandu, dan saya keluarkan seluruh tehnik oralku supaya Pandu cepat menggapai pucuk dan kedepan dia tak turut nikmati lubang vaginaku sesudah Dedi usai nikmati badanku. Saat itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, benar di sisi bibir vaginaku. Dedi telah mengetahui. Saya pejamkan mata serta pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… maka dari itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, karena kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya ngomong kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 mendamprat.

Saya tidak berani menjawab, tidak berani menengok. Mau rasanya saya menangis, namun saya tidak pengin kelak rekan temanku khususnya Jenny justru ajukan pertanyaan bertanya kalaupun kelak mataku nampak sembab.

Saya cuma dapat pasrah dan lagi mengoral penis Pandu, sembari tunggu hukuman yang bakal diberi Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mengesah terhambat sewaktu kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak dalam sana, mengundang kesan yang aneh saat saya memahami celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengesah dan lagi mengerang terhambat, namun saya tidak lupa bila saya harus memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini selekasnya berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mengerang serta meronta kesakitan saat saya rasakan pedih pada vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Nikmat kan Elok?", sindir Dedi saat saya menengok ke belakang untuk lihat apa yang sudah dilakukan Dedi.

Saya menyaksikan sisi bawah celana dalamku digeret ke atas. Ternyata itu membikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, serta menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya untuk menyudahi seluruhnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tetapi Dedi nyata-nyata ingin menghukumku. Celana dalamku ini tarik ke atas serta kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini kian jadi selesai.  Di antara pedih serta nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, tetapi Dedi cuman ketawa tawa.

"Telah, tak boleh ngoceh terus! Teruskan!", tiba-tiba Pandu memutar kepalaku sampai parasku kembali menghadap penisnya, dan Pandu selekasnya memberikan penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mendesah terhenti, tetapi waktu ini saya gak miliki alternatif lainnya, saya harus meneruskan service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata tidak sabar untuk nikmati badanku. Saya rasakan sisi bawah celana dalamku disingkap, dan sebuah benda pijakl, hangat dan lumayan besar, yang tentu kepala penis Dedi itu, saat ini melekat dan mendorong bibir vaginaku.

Badanku melafalkanng sebentar waktu penis Dedi memotong lubang vaginaku dan selalu melesak masuk. Saya pejamkan mata meredam sakit, serta seterusnya saya terus usaha meneruskan service oralku buat penis Pandu pada saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi memberlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya tiap-tiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menikam demikian pada dalam lubang vaginaku. Berulangkali saya melenguh terbendung, dan saya mulai tidak dapat fokus buat mengoral penis Pandu.

Oleh karena itu saya harus kian menanggung derita saat Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai parasku melekat di muka selangkangannya. Saya harus berusaha membatasi mual gara-gara berbau apek yang mengenai hidungku,  saya mesti mencegah terasa sakit bersatu nikmat pada lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Saat ini saya cuman mengharap pasienanku ini selekasnya usai. Saya pun mengharapkan pakaian seragam sekolahku ini tidak lecek serta basah oleh keringatku sesudah saya usai ditiduri oleh dua begundal ini. Selesai saya menghimpun segala tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap dan menarik penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong dan kurasakan dia mau melepas penisnya dari gempuranku, barangkali dia tidak dapat menghentikan kesenangan service oralku.

Namun saya gak pengin melepasnya, saya harus membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan untuk mencegah badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat serta sejenak selanjutnya penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya kulakukan di tengahnya gencarnya sikatan penis Dedi pada lubang vaginaku.

"Aahh… lezatnya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kesenangan saat kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Pada akhirnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan seluruhnya cairan di mulutku ini, namun saya gak ingin Pandu berhasil lolos demikian saja. Dia udah menghancurkan rencanaku tadi semestinya udah sukses. Saya benar-benar jengkel kepadanya.

Saya terkenang bagaimana saya bersama Jenny, Sherly serta Cie Stefanny tempo hari sukses menaklukkan tiga pejantan di rumahku, dan kupikir saya kemungkinan dapat menggunakan metode yang serupa untuk melepaskan kekecewaanku di Pandu. Saya lagi mengisap penis dalam mulutku ini kendati pun penis itu telah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong tidak kuat terima gempuranku, akan tetapi saya belum pula usai dengannya.

Saya lagi mengisap dan menarik penis Pandu, hingga selanjutnya dia menguik nguik seperti disembelih saja. Pada akhirnya saya menyudahi kulumanku di penis Pandu, dan saat saya melepas tanganku, Pandu langsung ambruk lemas, sama dengan nasib beberapa pejantan di rumahku yang tergelimpang sesudah saya serta beberapa pujaan hatiku balik menggagahi mereka.

"Oooh… kamu nyata-nyata pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau serta menikamkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.

Dadaku ibaratnya dapat meletus waktu saya dengar penghinaan Dedi barusan. Selesai Dedi tuntas menyiraminya spermanya dalam lubang vaginaku, saya selekasnya berdiri, kembali tubuh, serta sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', 2x saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi terkesima menatapku seperti tidak meyakini dengan yang baru-baru ini terjadi.

"Brengsek, kamu masih dapat bisanya mengejek saya", desisku dengan nada gemetaran sangking berangnya.

Situasi di gudang jadi sunyi. Deru detak jantungku dapat kudengar secara jelas. Saya menggigit bibir mengendalikan tangis. Saya sangat sakit hati waktu Dedi menyebutku pelacur.

Tanpa ada mempedulikan mereka kembali, saya lekas keluar gudang ini. Namun saya sadar jika saya harus membereskan diriku di toilet, sekalian sekurangnya saya mesti bersihkan tersisa sperma Dedi yang menetes dari bibir vaginaku.

Dalam toilet, saya lekas mengangkut rok seragam sekolahku, dan saya ambil tissue yang siap buat mengelap lelehan sperma di sekeliling pangkal pahaku. Sejumlah tissue kuambil dan kuselipkan pada bagian dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya bisa memudahkan rasa tidak nyaman di selangkanganku.

Dan sekali ini saya telah tak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya mesti terima olokan sesuai ini? Dengan berurai air mata, saya mengatur rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung make-up tipis di parasku tidaklah sampai hancur karena air mataku.

‘kriiing…', bel pertanda jam pelajaran ganti udah mengeluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet dan saya sedikit lari mengarah kelasku. Diperjalanan saya lihat pak Totok yang anyar keluar kelasku, serta aku lekas menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tau-tau sakit pada perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian memberikan argumen kenapa saya barusan tak dapat ada di kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tidak ada quiz atau ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu pastinya sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Kalaupun masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART3

‘Uh… UKS? Gak deh… saya tak ingin tertiban bencana buat ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Tidak perlu pak, Eliza telah lebih enak. Terima kasih pak, saya balik ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit di pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, dan saya lekas balik tuju ke kelas untuk ikuti jam pelajaran paling akhir.

IV. Sebuah Janji Yang Menyenangkan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya telah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny waktu saya telah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya sesudah sakit pada perut Jen", jawabku perlahan.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu setelah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan khawatir.

"Iya, barusan perutku tau-tau sakit sekali, saya tidak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga sampai nangis. Tetapi saya sudah lebih enak kok saat ini Jen", saya bohong biar Jenny stop mencemaskanku

"Saat ini perutmu sudah tidak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan kasihan.

Saya geleng-geleng kurang kuat sembari usaha tersenyum pada Jenny.

Sebetulnya saya terasa sedikit tidak sedap karena saya mesti bohong pada Jenny yang demikian memerhatikan dan mengasihiku. Perasaan bersalah ini sedikit mengacauku, meskipun saya tahu ini merupakan yang terhebat, ketimbang ada yang dengarkan perbincangan kami waktu saya mengatakan apa yang sebetulnya terjadi padaku saat saya berada pada toilet, atau bisa lebih persisnya di gudang barusan.

Tetapi selang beberapa saat Jenny udah kembali repot merayu serta mengejekku masalah Andy. Apa lagi waktu jam paling akhir ini hari guru yang harusnya mengajarkan di kelas kami tak masuk, hingga kami bebas belajar sendiri. Jenny kian bergairah memikatku, serta saya telah kehilangan akal buat membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuman dapat tersenyum malu.

Serta pada saat saya gak tahu harus lakukan perbuatan apa, tau-tau saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang lebih kurang lagi dikerjakan Andy? Apa yang kurang lebih berada di pemikiran Andy kini? Apa dia memikirku? Tiba-tiba saya telah terasa kangen pada Andy.

"Duh… bidadari yang berikut kembali kasmaran deh… hingga sampai sampai saya gak dipandang kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba mengelit.

"Getho ya? Bila gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sembari menyaksikan ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu pengen katakan apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya pengin omong apa ya… saya ingin ngomong, jika Eliza tidak sukai dengannya", Jenny menjawab dengan jenis cuek bebek sekalian mulai membungkusi buku bukunya ke tas sekolahnya, karena bel pulang sekolah memang baru-baru ini keluarkan bunyi.

"Jeen… tidak boleh begitu dong… aku…", saya mulai kuatir kalaupun kalau Jenny bersungguh-sungguh dalam kata ucapnya, serta saya serta lagi merengek-rengek.

"Bila begitu kamu gak boleh menangkis selalu sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali memikatku.

"Aku…", saya gak dapat berujar apa manalagi serta mukaku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman jahil. Saya cuma dapat tersenyum malu sekalian menata seluruh buku dan alat tulisku ke tas sekolahku. Sesudah doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas waktu Sherly tau-tau ada di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya berniat mengeluhkan saat saya memandang Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini pengen sampai kapan sich anyar suka nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Hingga kamu jadian sama Andy, dan nraktir kita kita", kata Jenny dan Sherly nyaris berbareng serta mereka ketawa suka.

"Ssstt!! Apaan sich? Kalaupun lainnya dengar bagaimana coba!", saya marah-marah dengan cemas.

"Sebab itu tak boleh ngelamun saja sayang… simak donk di sini sudah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari memelukku.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART3

Saya menyaksikan ke seputarku, nyatanya betul-betul kelasku ini telah kosong selainnya kami bertiga. Namun tetap juga saya khawatir kalaupun ada yang dengar kalimat mereka barusan perihal saya jadian sama Andy. Saya tidak pengin Andy dengar issu yang tak tidak, saya tidak pengin hubunganku dengan Andy yang baru saja mulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu menggamit tanganku.

"Tetapi, saya ingin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian lebih dulu saja dech", saya coba memberikan argumen buat pisah pada mereka, agar saya gak tanpa henti menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya gak apa apa, bertepatan saya pun haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya pun haus kok. Ya sudah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang sekarang telah tarik tanganku.

Saya tidak mempunyai argumen kembali, karena itu saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Sudah pasti ledekan mereka kepadaku kembali bersambung, serta saya cuma dapat tersenyum malu.

Hingga di kantin, hatiku jadi risi di saat saya menyaksikan sang cebol. Saya terkenang perbuatan busuknya di gudang barusan kepada Cie Fifi.

Tetapi saya usaha berlaku biasa. Manalagi Cie Fifi telah menegur kami dan bertanya apa yang kami pesan. Selesai kami bertiga usai minum, kami lekas bayar pesanan kami dan mohon pamit di Cie Fifi.

BERSAMBUNG

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama