CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART5

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART5

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART5, Hasrat-Bispak13 Ke-2  payudaraku pastinya mulai tampak oleh Wawan dan Suwito yang sekarang jadi menelan ludah. Saya selalu turunkan handuk ini sampai ujung atas bibir vaginaku yang udah berkali kali berisi penis mereka itu terpasang didepan mereka.

Wawan dan Suwito lagi melotot melihati badanku, hingga mata mereka seperti mau keluar tempatnya. Saya lebih semangat merayu mereka, dan pada situasi telanjang bundar semacam ini, perlahan-lahan saya memutar badanku, lalu saya mengambil langkah ke almari bajuku dengan kaki tersilang seperti seseorang bentuk yang lagi berjalan pada atas catwalk.

Saya ambil bra dan celana dalamku dari almari bajuku, berniat kupilih bra yang mempunyai ukuran paling kecil pada seluruhnya punyaku. Lantas saya kembali merapat ke jendela, serta saya ambil langkah kesana dengan jenis seperti barusan sembari mengerling nakal dari mereka.

Selanjutnya saya berniat berlambat lamban kenakan bra ini, perlahan-lahan tutup ke-2  payudaraku.

"Non… marilah non… membuka dong…", saya dengar suara Wawan serta Suwito di luar yang meminta meminta dengan muka porno mereka itu.

Tidak tahu apa yang mereka meminta buat dibuka, bra yang udah kukenakan ini, atau daun jendela kamarku ini, atau pintu kamarku, yang benar saya mustahil ingin memenuhi permintaan mereka.

Dan dalam hati saya marah-marah, disini saya dapat dengar kalimat mereka yang tidak begitu keras itu secara terang, namun barusan itu mereka beraga gak mendengarku. Karena itu saya memilih untuk membikin mereka semakin haus serta lapar akan badanku, toh saya aman aman saja dalam sini.

Saya kembali mengerling dengan nakal menjurus mereka berdua. Saya selalu memakai celana dalamku, serta seperti barusan, saya berlambat pelan meningkatkan celana dalamku melintasi ke-2  pahaku, hingga akhirnya celana dalamku ini tutup selangkanganku dengan prima.

Lalu saya dekati mereka, seperti saya mau memamerkan badanku dengan terang dari mereka semua.  Seterusnya saya membawa ke-2  tanganku, pejamkan mataku dan memutar badanku seolah sedang menari.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART5

Lalu saya melebarkan tanganku, menggenggam korden jendela kamarku dan tutup sejumlah badanku dengan gordin itu, sembari mengerling nakal menjurus mereka bertiga.

"Telah, saya ingin tidur!", saya berujar dengan suara keras, lalu saya tutup tirai jendela kamarku ini.

Saya ketawa geli memikirkan entahlah sekesal apa Wawan serta Suwito waktu ini padaku. Kudengar gebrakan gebrakan kecil pada jendela kamarku, tetapi saya pastinya gak pengin menyikapi semuanya itu.

Perlahan-lahan saya menghela napas panjang, lalu saya ke meja dandanku untuk keringkan rambutku dengan hair dryer. Saat saya keringkan rambutku, kudengar handel pintuku tersentak sentak berulangkali, ternyata mereka telah terbakar hasrat dan memaksakan masuk ke sini buat mendapatiku, menyetubuhiku dan melumat habis badanku.

Jantungku berdetak cepat, serta saya jadi sedikit tegang juga.  Tetapi saya coba tenang. Saya tahu saya dapat aman dalam kamarku, mereka gak akan berani melakukan hal lebih jauh seperti menggedor pintu kamarku ini. Selesai rambut ini kusisir rapi sampai berasa lembut dan nyaman, saya memilih untuk selekasnya tidur siang.

Saya tidak ingin tidur kelamaan, karenanya saya menyetel weker supaya berdering saat jam lima sore kelak. Lantas dengan cuman kenakan bra dan celana dalam semacam ini, saya meyusup masuk ke bed cover ranjangku.

Cukup sukar saya usaha untuk selekasnya tertidur. Andy selalu ada di hadapanku tiap-tiap saya pejamkan mataku. Jika saya buka mataku, saya jadi ingin malam selekasnya datang serta memikirkan begitu senangnya saya saat nanti Andy mengontakku.

Saya tersenyum senyuman sendiri, serta entahlah berapakah lama selanjutnya baru saya selanjutnya dapat tertidur.

VI. Marah Tiga Pejantan
Masih jam 1/2 empat sore sewaktu saya telah terjaga dari tidur siangku. Tetapi rasa lelah serta pegal yang menganiaya badanku waktu tiga ini hari telah menyusut banyak. Serta saya telah tersenyum senyuman kembali karena bayang-bayang Andy telah kembali isikan hatiku.

"Non… non…", kudengar suara Sulikah yang mengetok pintu kamarku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Iya, mengapa mbak?", tanyaku risau.

"Ada tukang surat yang meminta tanda-tangan non Eliza", kata Sulikah.

"Oh ya mbak, sesaat", jawabku dengan malas.

Saya keluar bedcover ranjangku, serta udara dingin AC kamarku langsung mengenai badanku yang cuma berbalut bra serta celana dalam saja. Saya menggigil sebentar dan langsung lari ke dalam lemari bajuku, lalu saya selekasnya memakai pakaian rumah versi persentasenya.

"Aduh… krusial deh…", saya meratap dengan risau.

Saya melihat dari balik korden jendela kamarku, keliatannya Wawan dan Suwito tidak di muka jendela kamarku. Tidak tahu berada pada mana mereka saat ini, tidak boleh jangan mereka lagi nungguin saya di muka pintu kamarku.

Karena itu dengan takut takut saya melihat dari kaca pengintip pintu kamarku, dan saya cuma dapat menyaksikan Sulikah yang menantiku.

"Mbak, harus saya ya yang tanda-tangan?", saya ajukan pertanyaan dengan keinginan jawabnya tak.

"Kata tukang suratnya sich harus non Eliza", jawab Sulikah.

Saya sedikit lemas dengar jawaban Sulikah ini. Saya ingin melepaskan tukang surat itu pergi, namun saya tidak mau kedepan saya jadi kian sibuk bila rupanya yang bakal diungkapkan tukang surat itu suatu yang perlu. Terpaksa sekali saya meniti kemungkinan ini. Perlahan-lahan saya buka pintu kamarku, serta dengan ingin harap risau saya melihat apa mereka berada pada lebih kurang sini.

"Mbak, mereka berada di mana?", tanyaku dengan berbisik bisik.

"Barusan sich ada pada kamar mereka, mbak", jawab Sulikah sekalian tersenyum senyuman.

Dasar, ini orang lihat anak majikannya takut bakal ditiduri, bukan kasihan, malahan senyuman senyuman sebagai berikut. Saya sedikit dongkol pada Sulikah, tetapi saya tidak berujar apa apa serta selekasnya turun ketujuan pintu gerbang.

"Ya pak?", tanyaku di saat saya udah ada dalam hadapan pengantar itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

"Ini ada kiriman buat mbak, tolong tanda-tangan di sini ya", kata pengantar itu sembari berikan sebuah amplop padaku, yang rupanya didalamnya Disc. Card dari restaurant favorite Jenny, berikut dengan suatu tandanya terima serta pulpen padaku.

"Oh ya, thanks pak", saya bercakap puas dan menanda menangani tandanya terima itu, lalu saya masuk ke dengan girang.

Bermakna esok atau Senin saya dapat memamerkan pada Jenny dan Sherly, saya lebih dulu yang memperoleh Diskon Card ini. Dan saya akan membayari mereka berdua dari sana buat bikin mereka lebih kecewa padaku :p

Namun jantungku hampir stop sewaktu di garasi saya menyaksikan Suwito yang memburuku dengan gantengg seperti orang kelaparan. Saya menjerit ketakutan mengelak tangkapan Suwito, dan saya lari ke dengan kuatir, mengharapkan saya tetap masih masuk ke kamarku dan menggembok pintu.

"Gak mesti lari non, sia-sia saja", ledek Suwito sekalian ketawa, serta dia mulai mengartikulasikanrku, membuatku makin ketakutan serta saya terus lari menjurus tangga.

"Aaah… jangaan…", saya menjerit takut sewaktu tau-tau Wawan tampil dari balik tangga, dan saya mengelak sebisaku sewaktu Wawan  ingin tangkapku.

Saya tidak dapat ke tangga,  tidak dapat lari ke luar. Saya lari ke tempat tamu, tetapi perlahan-lahan mereka malahan membuatku tersudut di sofa ruangan tamu. Saya jadi ngotot dan melompati meja di ruangan tamu ini, lalu saya berniat larikan diri ke area keluarga.

Namun mereka bisa lebih cepat menghambatku, dan selalu menahanku sampai saya kembali terdesak, terkepung di grandfather clock yang terpasang di area tamu ini.

"Udah non, saat ini non Eliza berserah saja…", kata Wawan yang semakin merapat serta siap-siap menangkapku.

"Waktunya non berserah serta main main sama kami", Suwito menambah sembari tersenyum cabul.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART5

Jantungku berdetak bertambah cepat. Saya tahu saya tidak boleh hingga ketangkap mereka. Sebab mereka berdua yang benar nanti dapat ditambah lagi pak Bijakin, pasti akan mencabuliku hingga mereka senang menyelesaikan sakit hati birahi mereka padaku.

"Ko… kok telah pulang?", kataku sekalian arahkan penglihatanku ke pintu khusus area keluarga yang dilihat disini.

Wawan serta Suwito langsung melihat menjurus pintu, pastilah mereka terperanjat 1/2 mati dengar kata kataku barusan.

Kesempatan kali ini langsung kugunakan buat larikan diri ke arah tempat keluarga, dan saya lolos dari kepungan mereka berdua.

"Wah non Eliza nakal!", gerutu Suwito yang lalu langsung melafalkanrku.

"Tidak boleh lari non!", hebat Wawan yang turut melafalkanrku.

Saya mati matian lari segera mungkin ke arah tangga, dan nampaknya saya memang bisa semakin cepat pada mereka. Saya terus ketujuan ke kamarku, serta saya sukses menutup pintu kamarku cocok sebelumnya handel pintu kamarku ini tersentak sentak.

Jantungku terasanya akan lepas. Nyata Wawan serta Suwito tengah usaha buka pintu kamarku. Namun saya  sadar kalaupun saya telah aman di kamarku ini.

‘YES!!', saya berteriak dalam hati dengan suka.

Lega sekali rasanya saya dapat bebas dari 2 maniak itu. Bukan saya gak ingin layani mereka, saya cuma mau menaruh tenagaku ini hari, paling tidaklah sampai saya usai telephone dengan Andy malam nanti.

Saya sedikit berkeringat karena barusan lari dengan maksimal seperti barusan. Napasku pula sedikit gak memiliki aturan dan badanku sedikit gemetaran, tetapi sekarang sudah semua aman. Dan saya memikir kalau rendam di air hangat kemungkinan dapat turunkan kemelutku.

Karenanya saya ambil satu set busana tukar komplet dengan bra serta celana dalam dari almari bajuku, serta saya mengambil langkah ke kamar mandiku. Tidak lupa saya membawa juga handuk yang bergantung di muka wastafel, dan saya siap-siap nikmati nyamannya bathtub kamar mandiku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Haaaaah…", saya menjerit ketakutan di saat saya menyaksikan pak Bijaksanain yang ada dalam kamar mandiku, entahlah mulai sejak kapan dia ada pada sini.

Lembar buat lembar baju yang kubawa bertumbangan ke lantai kamarku pada saat saya mundur mundur sekalian menggelengkan kepalaku berkali kali, sementara pak Bijaksanain mulai dekatiku.

"Pak… tidak boleh pak…", saya merengek-rengek dengan suara memelas, tetapi kondisi ini tetap sama, pak Bijakin selalu dekatiku.

Saya lebih was-was, tidak tahu harus lari ke mana. Namun saya masih punyai angan-angan. Asal saya dapat menipu pak Bijaksanain sampai saya dapat lari ke kamar mandi di kamarku ini dan menggembok pintunya, kemungkinan saya masih dapat selamat, minimal untuk sesaat.

"Pak… ya telah Eliza pengen sama pak Berbudiin saja, namun gak boleh panggil lainnya ya", saya menyengaja merengek-rengek dengan manja serta saat ini saya malahan merapat menjurus pak Bijaksanain.

Saya akan menarik kaus yang kukenakan ini, tetapi saya hentikan niatku waktu pak Bijakin yang tetap berdiri di muka pintu kamar mandiku ini justru buka tirai kamarku yang benar ada di dekatnya.

Saya udah patah semangat, angan-anganku sirna sekali-kali di saat saya menyaksikan kunci jendela kamarku dibuka oleh pak Berbudiin, lantaran itu mempunyai arti jalan masuk ke kamarku terbuka buat Wawan dan Suwito.

Saya mustahil miliki cukup waktu untuk larikan diri melalui pintu kamarku yang terkunci ini, sebab pada saat saya memutar kunci pintu kamarku, pak Bijakin sudah tentu menangkapku.

"Saya sich suka senang saja non kalaupun dapat ngeseks sama non sendirian, sekedar saya tidak sedap sama Wawan dan Suwito. Saya dapat turut nikmati non Eliza kan lantaran mereka ", kata pak Bijaksanain yang saat ini kembali merapat ke arahku.

Saya sangat geram dengar ujaran pak Berbudiin, yang benar-benar betul itu. Jika dahulu Wawan dan Suwito tidak mengawali kekurang tuntunan mereka padaku, belum pasti pak Bijakin dapat turut nikmati badanku dengan mereka.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART5

Lebih kembali, belumlah pasti saya harus jadi budak sex mereka bertiga di rumahku sendiri sejak mulai tahun akhir 2004 tempo hari.

Tetapi tiada waktu untukku buat mengenang saat kemarin.  Saya sadar saat ini pak Bijakin telah dekat sekali, dan saya sempat mengelak ke belakang buat mengelit saat pak Bijaksanain coba tangkap badanku.

"Pak…", saya kembali mundur mundur ketakutan, saat ini saya sungguh-sungguh berasa dapat digagahi.

"Fiiin, kowe onok ndek njero toh? Mari bukaen pintu kamare dol!", saya dengar Wawan berseru dari depan pintu kamarku.

"Yo, untung toh maeng saya ngenteni nang njero kamar mandine non Eliza? Lek tidak, saiki kene lak ngaplo maneh? Tetapi saiki kowe mlebu teko jendelo ae Wan, kuncine wes tidak buko. Wedine non Eliza mlebu lan bersembunyi nang njero kamar mandine lek saya mbukano pintu gawe kowe. To, kowe ngenteni nang ngarep pintu ae, ben Wawan seng mbuka pintune gawe kowe", kata pak Bijaksanain ke bahasa Suroboyoan dari mereka, serta pak Bijakin lagi dekatiku.

Buat yang gak ketahui pembicaraan mereka yang gunakan bahasa Suroboyoan itu, barusan Wawan menanyakan apa pak Bijaksanain ada pada dalam kamarku, serta memerintah pak Bijaksanain buka pintu kamarku untuk mereka.

Pak Bijakin menyepakati kalaupun dia berada di dalam sini, sekalian menyenangkan diri karena dia barusan menanti di kamar mandiku. Jika tidak, kini semua nyata kembali tidak bekerja. Tetapi pak Bijaksanain memerintah Wawan masuk ke kamarku lewat jendela kamarku yang kuncinya udah dibuka olehnya, karena pak Bijakin cemas saya akan masuk serta sembunyi dalam kamar mandiku saat lagi dia buka pintu kamarku buat Wawan.

Terkecuali itu pak Berbudiin pula mengharap Suwito untuk menanti di muka pintu kamarku, hingga sampai Wawan buka pintu kamarku buatnya. Dengan demikian saya tidak mungkin dapat larikan diri melalui mana pun, karena semuanya jalan keluar kamarku telah terbangun oleh mereka.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Sungguh-sungguh hilang ingatan, pak Berbudiin sampai telah membuat kiat semacam ini untuk tangkapku, serta benar-benar mereka sukses membuatku terkepung di kamarku sendiri. Tidak tahu bagaimana dia dapat memikir soal ini, yang terang kini saya telah tak dapat melakukan perbuatan apa apalagi, dan saya tinggal tunggu waktu sebelumnya badanku ini jatuh ke tangan mereka.

"Aduh… gak boleh paak…", saya menjerit waktu ke-2  tanganku udah ketangkap pak Bijaksanain yang tiba-tiba menangkapku, serta saya benar-benar tidak sempat menghindari sebab semangatku udah sirna.

Saya mulai coba meronta, namun seluruhnya buang waktu saja. Apalah makna tenagaku, seseorang gadis yang imut kalaupun ketimbang dengan pak Berbudiin yang mempunyai tubuh tegap serta kekar itu?

Tidak lama kemudian Wawan masuk dari jendela kamarku, lalu dia mengamankannya. Gordin itu pula ditutup olehnya.

"Pandai kowe Fin", kata Wawan yang kelihatan begitu puas dengan kesuksesan siasat pak Berbudiin.

Lalu Wawan melangkah mengarah pintu kamarku, sembari menatapku dengan senyuman penuh kemenangan, dan dia buka pintu kamarku untuk Suwito. Mereka berdua sama-sama tos dengan semangat, membuatku bertambah lemas memandang ini semua. 

VI. Pembantaian Itu Mulai
Lengkaplah ke-3  pejantan yang akan selekasnya melumat badanku untuk melepaskan marah mereka padaku. Tidak tahu mereka bakal menggasakku seperti apakah, saya tidak berani memikirkan nasibku dapat seburuk apa ini hari.

Saya meronta ronta saat lagi Wawan dan Suwito dekatiku sembari menyeringai. Kendati sebetulnya mereka kerapkali nikmati badanku, tetap juga waktu ini saya takut seram lihat tatapan mereka yang seperti pengin menelanku bundar bulat.

Saya selalu coba melepas ke-2  tanganku dari cengkraman tangan pak Bijaksanain.

"Jangan… tak boleh sekarang… esok saja… tak boleh hari ini… saya mmpph…", permintaanku yang sia sia ini terputus oleh Suwito yang dengan buas telah melumat bibirku.

Pada saat saya mengesah rintih hingga akhirnya megap megap karena kekurangan napas, kurasakan celana pendek berikut celana dalamku udah dilorotkan.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA ELOK PART5

Saya gak lihat siapakah yang melaksanakannya, namun dengan pak Bijakin yang mencekam ke-2  tanganku dan Suwito yang masih memagut bibirku, saya tahu eksekutornya tentu Wawan.

Ke-2  kakiku sedikit direntangkan, serta seterusnya Wawan memagut bibir vaginaku dengan penuh gairah.

Saya mulai melemas, serta saat pak Bijakin melepas cekamannya di tangan kananku, saya udah sangat kacau balau buat memanfaatkan tangan kananku tidak tahu buat menggerakkan Suwito yang repot melumat bibirku, maupun Wawan yang tetap memagut bibir vaginaku. Apalagi tenaga pada tangan kananku ini rasanya musnah entahlah ke mana.

"Mmhh… sudaah… lepaskan…", saya meminta serta merengek-rengek saat Suwito membebaskan pagutannya di bibirku.

"Lepasin? Non Eliza tak boleh mimpi dech!", kata Suwito dengan napas mengincar, dan dia bersama pak Bijaksanain menarik kaus yang kukenakan ini ke atas sampai lepas dari badanku.

Sekarang saya tinggal kenakan bra yang warna putih ini, serta saya tahu tidak lama lagi pembantaian pada diriku bakal lekas mulai.

Pak Berbudiin dan Suwito yang berdiri di sisi kiri dan kananku ini, melingkarkan ke-2  tanganku di leher mereka.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama